Minggu, 30 Oktober 2016

KREATIF !

SENI dalam segala perwujudannya merupakan (salah satu) ekspresi proses kebudayaan manusia, sekaligus pencerminan dari peradaban suatu masyarakat atau bangsa pada suatu kurun waktu tertentu. Di lain pihak, kebudayaan tidak hanya berciri fungsional untuk melangsungkan hidup, tapi sekaligus juga proses pemerdekaan diri: membuat orang jadi lebih manusiawi.
Oleh karena itu, memperluas wawasan tentang (ke)seni(an) merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Selain untuk mendekatkan diri dengan masalah-masalah seputar seni, juga untuk menghilangkan pandangan dan pretensi negatif yang menganggap seni dan seniman sebagai sesuatu yang kurang manfaat, urakan, kumuh, rombeng, pengangguran, dan hidup seenaknya. Karena seni, bagaimanapun, merupakan bagian langsung dari kehidupan manusia yang sama penting dengan aspek-aspek kehidupan lainnya. Sesuatu yang positif dan bermanfaat, bukannya sesuatu yang negatif dan merugikan.

REALITAS SENI Memberi batasan tentang pengertian seni secara baku dan pasti memang merupakan hal yang sangat sulit, seperti halnya kita mencoba memberi pengertian tentang cinta. Ini karena seni, sebagai bagian dari kebudayaan manusia, berjalin berkelindan dengan seluruh segi kehidupan manusia yang sangat luas, rumit, dan kompleks. Seni sangat berbeda dengan ilmu pengetahuan yang bekerja secara pasti untuk mendapatkan hasil yang obyektif dan dapat diukur. Karena seni tidak hanya berupa hasil akal fikiran, tetapi menyentuh dan melibatkan perasaan (hati) yang subyektif.
Hans Küng dalam bukunya Art and the Question of Meaning (1981) mengungkapkan kesulitan yang harus dihadapinya, yaitu bahwa tidak ada lagi definisi mengenai seni yang diakui secara umum kecuali definisi mengenai agama dan filsafat. Menurut Küng, pada abad XX (tentu saja hingga abad XXI ini -pen) secara khusus ditandai oleh bermacam-macam percobaan terus-menerus untuk menemukan definisi baru mengenai seni dan meninggalkan ide-ide sebelumnya. Karena itulah, Küng menyarankan pembicaraan mengenai seni tidak dimulai dengan definisi tentang seni melainkan dengan realitas seni, dengan pengetahuan bahwa seni itu ada, apa pun bentuk dan batasannya.
Pendapat lebih ekstrim dikemukakan oleh Joseph Beuys (bukan Yoseph Iskandar ketua Dewan Kesenian Banten. Heheh! Halo, apa kabar?), seorang profesor di Dusseldorf Art Academy Jerman- sebagaimana dikutip dalam newsletter Bandung Art Forum edisi Nomor 2, Juni-Juli 2001- bahwa setiap orang adalah seniman. Joseph Beuys pun kemudian mencairkan praktek seni dengan praktek hidup sehari-hari. Sehingga seringkali aktifitas keseniannya sukar dijelaskan sebagai sebuah karya seni. Tetapi Joseph Beuys tidak perduli, bahkan ia terus menganjurkan sebuah konsep kesenian yang universal, yang memiliki dimensi luas antar disiplin keilmuan.
“Setiap orang adalah seniman, saya maksudkan bahwa siapa pun bisa memutuskan kepuasan hidupnya dalam bidang khusus, apakah dalam lukisan, musik, mesin-mesin, mengobati orang sakit, ekonomi, atau apa pun itu!” seru Beuys. Hal tersebut karena menurut Beuys lembaga budaya menghadapi dilema dalam mengatasi kenyataan bahwa kebudayaan merupakan sebuah lapangan yang terkucil, dan kesenian lebih terkucil lagi. Yakni sebuah tempat yang sangat terasing dari sebuah lapangan kebudayaan yang dikepung oleh kompleksitas budaya dan pendidikan, juga oleh media yang justru merupakan bagian dari kebudayaan tersebut.
Sikap serupa itu barangkali lahir dari tanggapan sang seniman terhadap predikat seniman yang tidak istimewa lagi di tengah-tengah perkembangan dan perubahan struktur masyarakatnya. Tidak seperti pada jaman raja-raja di masa lampau di mana terdapat tradisi menghimpun seniman di istana. Saat itu seniman dipandang sebagai kelompok orang budiman yang mulia di sisi raja, sehingga memperoleh berbagai gelar yang disandangkan kepadanya. Seorang penyair misalnya, diberikan gelar kawiwara (penyair terkemuka), kawindra/kawiraja (raja penyair), atau kawi wiku (penyair religius), dan sebagainya. Sementara sekarang ini, predikat seniman hanyalah salah satu aspek saja dalam kehidupan individual di tengah-tengah masyarakatnya. Sehingga tujuan proses penciptaannya tidak selamanya selaras dengan sikap masyarakat umumnya, apalagi dengan “raja-raja masa kini” alias pemerintah.

PROSES KREATIF Proses penciptaan disebut juga proses kreatif, yaitu rangkaian kegiatan seorang seniman dalam menciptakan dan melahirkan karya-karya seninya sebagai ungkapan gagasan dan keinginannya. Proses penciptaan ini tidak terjadi dan diturunkan dari ruang kosong. Tapi pada hakikatnya hanyalah usaha memodifikasi (mengubah/menyesuaikan) sesuatu yang telah ada sebelumnya. Misalnya, seorang pelukis membuat sebuah lukisan karena sebelumnya telah ada pelukis lain dan karya lukisan lainnya. Di situlah seniman berupaya dengan keras menampilkan sesuatu yang lain dari apa yang sudah ada, sehingga melahirkan suatu realitas baru yang kemudian diakui sebagai hasil ciptaannya.
Kemampuan “mencipta” (sesungguhnya hanya milik Tuhan!) inilah yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang berkebudayaan. Yaitu yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan kebiasaan hidup, saling berhubungan satu sama lain, dan mampu menyimpan pengalaman atau pengetahuannya sehingga dapat diketahui dan dialami oleh generasi-generasi berikutnya. Termasuk juga pengalaman estetiknya yang dijelmakan dalam (ke)seni(an).
Kemampuan kreatif atau mencipta tersebut sesungguhnya bukanlah sesuatu yang istimewa. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki tiga kemampuan utama, yaitu kemampuan fisik, kemampuan rasio atau akal, dan kemampuan kreatif. Hanya perimbangannnya saja yang berbeda-beda antara orang per orang.
Tiga kemampuan utama tersebut membentuk kemampuan-kemampuan lainnya yaitu kemampuan gerak, perasaan, dan imajinasi, di mana satu sama lain saling menjelmakan suatu kebulatan yang utuh. Integrasi atau penyatuan yang serasi dari seluruh kemampuan tersebut berpuncak atau menghasilkan apa yang dinamakan intuisi (penghayatan sedalam-dalamnya). Jika salah satu kemampuan diabaikan tentu saja akan menurunkan mutu intuisi seseorang. Padahal intuisi juga sekaligus menjadi dasar bagi pembangkitan energi kreatif yang menghindarkan manusia terjerembab menjadi robot atau zombie (mayat hidup).
Perkara intuisi inilah yang kerapkali begitu besar dimiliki seorang seniman. Seorang seniman karena kepekaan intuitifnya seringkali berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai arti hidup dan realitas kehidupan secara keseluruhan dengan antitesis yang radikal. Sehingga sebagai mahluk historis, seniman senantiasa terus-menerus memulai dan memulai lagi penciptaan. Ia tidak akan memuja-muja masa lampau, tradisi tidak akan menjadi Allah-nya. Ia juga tidak akan memuja-muja masa depan, futurisisme tidak akan menjadi Allah-nya. Bahkan ia pun tidak akan memuja-muja masa sekarang, kejadian masa kini tidak akan menjadi Allah-nya.
Dengan kata lain, seniman senantiasa melakukan pembaharuan terus-menerus, tak kunjung henti. Bahkan di tengah-tengah hidup dan kehidupan yang ditelikung nihilisme atau ketanpaartian yang melemparkan manusia ke dalam jurang-jurang pengasingan dan kesia-siaan. Seniman adalah Sisyphus yang terus mendorong batu ke atas bukit walau tahu sesampainya di puncak bakal jatuh terguling. Atau dalam kata-kata Theodor W. Adorno sebagaimana dikutip Herman Tjahja dalam majalah kebudayaan Basis edisi September 1986, “Dalam masa ketanpaartian, karya seni dapat melambangkan ‘ketanpaartian’ dengan sangat tepat secara estetis. Maka, karya seni merupakan ekspresi penuh arti dalam dirinya sendiri tentang ketanpaartian yang ada secara nyata.”

SIKAP KRITIS Jelaslah kini, seniman bicara dengan (ke)seni(an)nya. Ia senantiasa tergoda untuk berkarya dan berkarya. Bukannya tergoda oleh tepuk-tangan massa atau oleh daya tarik kekuasaan. Ia bergulat mengolah dan bermain-main dengan gagasan. Bahkan tidak pernah merasa puas dan terus mempersoalkan karyanya sendiri. Ia juga berlaku kritis terhadap dirinya sendiri, sehingga tidak menganggap penting dirinya karena yang ia pertaruhkan adalah karyanya. Musuh besarnya bukanlah orang lain, tapi sikap mediocrity (kecukupanan) dan sikap utilitarian (kegunaan) yang mengepung dirinya maupun masyarakatnya.
Sikap kritis terhadap dirinya sendiri dan karya (ke)seni(an)nya itulah yang akan mampu terus menyalakan energi kreatifnya dalam proses penciptaan. Sehingga karya-karyanya menjelma menjadi “peristiwa” yang menimbulkan kelepak riak sekecil apa pun, yang menggugat ketenangan hidup yang mapan semu, yang mengganggu dan menggugah tidurnya kesadaran orang untuk berpikir secara baru dan lain.
Dengan imajinasi seniman, kekuatannya yang kreatif, keberanian dan integritasnya, melalui kode, tanda dan simbol, warna dan bentuk dalam karya-karyanya, akan memberikan arti baru kepada hidup dan oleh karena itu lebih menghasilkan energi hidup, lebih menguntungkan bagi hidup, dan lebih menggembirakan dalam hidup yang manusiawi dengan mengangkat hasrat manusia akan keadilan, kemerdekaan, kebebasan, kebenaran, dan kebahagiaan. Dalam bahasa iklannya: bikin hidup lebih hidup! 

sumber : http://setyahermawan.blogspot.co.id/2010/10/prose-kreatif-seni.html

50 Desain Hiasan Dinding Kamar Tidur Minimalis Yang Kreatif

 Sebuah kamar pribadi adalah salah satu tempat yang seringkali menjadi ruangan atau tempat favorti si pemiliknya. Ini karena, selain berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat, kamar tidur juga menjadi tempat dimana si pemilik melakukan banyak aktifitas seperti mengerjakan tugas, bekerja, hingga terkadang menjadikannya tempat untuk berkumpul dengan teman-teman mereka.



Sumber: nsmbl.com

Karena fungsinya yang cukup penting, maka sangat penting pula untuk menata kamar menjadi senyaman dan semenarik mungkin. Selain itu, kamar tidur juga adalah tempat dimana si pemilik dapat menjadi diri sendiri dan hal itu dapat dilihat dari dekorasi kamar tidurnya. Percaya atau tidak, kita dapat melihat kepribadian si pemilik kamar dari dekorasi atau isi kamarnya.

Jika kamar tidur penuh dengan lukisan, atau karya seni dan ditata dengan semenarik mungkin maka dapat dipastikan si pemilik adalah penyuka seni. Jika kamar tidur yang anda lihat tertata rapi, simpel, maka dapat dipastikan si pemilik adalah orang yang teratur, dan pencinta kebersihan. Daaaaan, jika kamar tidur anda ternyata terlihat berantakan dan tidak teratur, maka dapat dipastikan anda adalah orang yang jorok, pemalas dan tidak suka kerapihan. 

Bayangkan jika suatu hari teman-teman anda masuk ke dalam kamar dan mendapati kamar anda berantakan dengan buku yang bertebaran dimana-mana, baju kotor yang menumpuk di tempat tidur dan lantai. Mungkin setelah ini mereka akan malas berkunjung ke rumah anda. Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya mulai sekarang anda menata kamar tidur anda semenarik dan serapih mungkin.

Untuk mewujudkannya, selain menjaga kamar tidur anda tetap bersih, ada baiknya anda menata kamar tidur anda semenarik mungkin. Untuk itu, ada banyak cara yang bisa anda lakukan, salah satunya adalah dengan menghiasi dinding kamar anda dengan hiasan dinding. Yang lebih menyenangkannya lagi, ada banyak toko yang menjual hiasan dinding yang dapat membuat dekorasi kamar anda menjadi sangat menarik. Namun, selain desain hiasan dinding itu sendiri, ada banyak hal yang harus anda perhatikan agar hiasan dinding yang anda pilih bekerja dengan baik. Seperti yang dilansir oleh wolipop.detik.com, berikut ini Cara Memilih Hiasan Dinding Agar Kamar Tidur Minimalis Menjadi Lebih Menarik.
 
1. Pertimbangkan Jumlah Lahan Kosong
Dilansir Times of India, aspek paling penting untuk menghias kamar tidur dengan karya seni adalah mempertimbangkan berapa besar 'lahan kosong' di dinding anda. Memang, tempat paling ideal untuk menaruh lukisan adalah ruang tamu, tapi anda juga tak dilarang jika ingin menempatkannya di kamar tidur. Pilihlah lukisan berdasarkan ruang yang tersedia di dinding. Jangan tempatkan lukisan yang besarnya bisa memenuhi dinding, tapi jangan juga memilih lukisan yang terlalu kecil.
2. Harga
Jangan beranggapan kalau menempatkan karya seni di rumah, berarti harus memakan biaya yang lebih besar. Mungkin anda berpikir untuk memajang lukisan karya seniman besar yang sangat mahal. Tapi benda seni tidak harus selalu dikaitkan dengan harga mahal, anda juga bisa memilih sesuatu yang lebih murah tapi tetap dapat menciptakan kesan tersendiri yang unik pada ruangan. Tidak harus selalu lukisan asli, anda bisa menempatkan lukisan karya seniman favorit anda dalam bentuk print.

3. Pilih Yang Memiliki Kesan Tersendiri
Ingatlah, karya seni adalah sesuatu yang sangat personal, tergantung dari selera masing-masing individu. Jadi jangan asal memilih gambar hanya karena warnanya serasi dengan warna dinding atau tirai kamar anda. Pilihlah benda yang memiliki kesan dan arti tersendiri bagi anda. Sesuatu yang membangkitkan mood atau membuat anda tenang dan nyaman saat berada di rumah. Cobalah cari benda yang sekiranya akan anda simpan hingga puluhan tahun kemudian. Anda harus memilih karya seni yang memang anda cintai dan disukai juga anggota keluarga yang lain.

4. Sesuaikan Dengan Penataan Rumah
Sesuaikan benda seni pilihan anda dengan tema penataan kamar tidur. Jika anda mengusung dekorasi yang etnik dengan patung dan motif karpet tradisional, pilih juga hiasan dinding yang bertema serupa. Lukisan seperti karya Vincent Van Gogh, tentunya bukan pilihan tepat jika dipadankan dengan kamar tidur bergaya etnik. Sementara lukisan abstrak, akan lebih cocok ditempatkan pada kamar bergaya retro-minimalis.

5. Mintalah Bantuan Jasa Desain Interior
Jika perlu, mintalah seniman atau desainer interior untuk memberikan beberapa tips. Anda bisa memberitahu mereka tentang gaya dekorasi kamar tidur seperti apa yang anda punya untuk membantu mereka memberi saran yang sesuai kebutuhan. Mereka juga bisa membantu memilihkan karya seni dan bagaimana menatanya di kamar tidur anda.
6. Jangan Terburu-Buru
Jangan pilih secara terburu-buru. Luangkan waktu lebih banyak untuk melihat-lihat galeri foto secara analog maupun lewat website. Jika mau, anda pun bisa dibuatkan karya seni sesuai keingingan (custom-made). Satu yang penting, pilihlah secara bijaksana, bukan karena lapar mata.
7. Pilih Bingkai Yang Berkualitas
Lukisan atau karya seni yang dicetak, atau print art work harganya biasanya lebih murah dibandingkan lukisan aslinya. Maka itu, tidak ada salah jika anda mengeluarkan biaya lebih untuk bingkai berkualitas bagus. anda bisa memilih bingkai kayu berlapis cat warna yang sesuai dengan rumah. Anda juga bisa memilih bingkai berdetail unik seperti ukiran etnik atau pecahan cermin.

Nah setelah membaca beberapa tips di atas, anda tentu sekarang sudah tidak bingung lagi dalam memilih hiasan dinding yang sesuai dengan kamar tidur anda. Untuk membantu anda mencari ide dalam mencari hiasan dinding yang tempat berikut ini 50 Desain Hiasan Dinding Kamar Tidur Minimalis Yang Kreatif dibawah ini. 
Sumber: fithomedecor.com


Sumber: iconicstickers.com


Sumber: architecturedecor.com


Sumber: sysanin.com

Sumber: stylecarrot.com

Sumber: stylecarrot.com


Sumber: pinterest.com


Sumber: pinterest.com


Sumber: housetohome.co.uk

Sumber: houzz.com


Sumber: andapo.com


Sumber: decoratingfiles.com


Sumber: pinterest.com


Sumber: nsmbl.nl




Sumber: pinterest.com



Sumber: homedecor-online.com



Sumber: amazon.com



Sumber: pinterest.com




Sumber: bhg.com



Sumber: homemydesign.com



Sumber: flickriver.com



Sumber: yolohh.loveitsomuch.com




Sumber: mypilotstore.com



Sumber: sysanin.com



Sumber: pinterest.com




Sumber: style-files.com



Sumber: pinterest.com



Sumber: pinterest.com



Sumber: pinterest.com



Sumber: favim.com



Sumber: sysanin.com



Sumber: minimalisrumahdesain.com




Sumber: sysanin.com



Sumber: mery.jp



Sumber: sysanin.com



Sumber: red17.com




Sumber:  mazungo.com

50 Desain Hiasan Dinding Kamar Tidur Minimalis Yang Kreatif


Sumber: eastsidehomelink.com




Sumber: houzz.com



Sumber: decoist.com



Sumber: blog.scoutandnimble.com




Sumber: designsponge.com



Sumber: andapo.com




Sumber: dreaminteriordecor.blogspot.com



Sumber: ultimatechristoph.com



Sumber: highwayswest.com



Sumber: ultimatechristoph.com



Sumber: aliexpress.com